Berita Depok
Berita UtamaKomunitas

Direktur Eksekutif Ruang Damai, Zainal Abidin: Perbedaan Adalah Keindahan yang Harus Dijaga Bersama

Direktur Eksekutif Ruang Damai, Zainal Abidin: Perbedaan Adalah Keindahan yang Harus Dijaga Bersama

Beritadepok.com|Depok, — Toleransi menjadi hal yang penting dalam konteks menjaga keutuhan bernegara. Seperti yang dilakukan Ruang Damai sukses menyelenggarakan webinar nasional bertajuk “Asyik di Garis Batas: Merayakan Perdamaian”.

Acara tersebut menjadi momentum penting dalam merayakan toleransi melalui perspektif yang segar, santai, namun mendalam bagi generasi muda. Direktur Eksekutif Ruang Damai, Zainal Abidin.

Menurutnya dipilihnya tema tersebut salah satunya untuk mengubah cara pandang terhadap perbedaan. Ia menilai, selama ini perbedaan sering dianggap sebagai tembok pemisah. Namun, lanjutnya, melalui forum ini Ruang Damai ingin menjadikannya sebagai titik temu dalam membangun dialog.

“Perdamaian bisa tumbuh dari hal sederhana seperti: percakapan jujur, rasa ingin tahu yang sehat terhadap perbedaan. Terlebih lagi, keberanian merangkul identitas tanpa merendahkan orang lain. Menjaga perdamaian adalah tanggung jawab kolektif kita semua,” ujarnya seusai membuka acara Webinar Nasional bertajuk “Asyik di Garis Batas: Merayakan Perdamaian”.

Ruang Damai ingin menunjukkan bahwa bertoleransi itu tidak harus dengan cara yang kaku dan tegang. Terlebih lagi, lanjutnya, dengan menghargai perbedaan itu bisa menjadi sesuatu yang asyik.

“Di tengah dunia yang terkadang bising dengan perbedaan, kita sering lupa bahwa perbedaan adalah desain alami semesta. Toleransi bukan sekadar membiarkan orang lain ada, tetapi merayakan kehadiran mereka,”jelasnya.

Dirinya mengungkapkan, melalui webinar ingin menggali bagaimana perdamaian bisa tumbuh dari hal-hal sederhana. Diantaranya, sikap keberanian untuk merangkul identitas kita masing-masing tanpa merendahkan yang lain. Ia berharap, setelah dari ruang virtual ini, semua membawa ‘bekal’ baru. Bukan hanya sekadar ilmu, tapi rasa hangat di hati bahwa menjadi berbeda itu indah.

“Menjaga perdamaian itu adalah tugas yang membanggakan. Mari kita jadikan garis batas ini sebagai taman bermain untuk kreativitas, kolaborasi, dan persaudaraan,”katanya.

Perbedaan Adalah Keindahan yang Harus Dijaga Bersama

Zainal mengajak agar semua pihak dan seluruh elemen bangsa berkomitmen untuk selalu menjaga nilai toleransi. Sehingga, sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada di antara manusia, baik perbedaan suku, agama, ras, budaya, maupun pandangan hidup tidak memicu konflik.

“Justru, dengan perbedaan menjadi keindahan yang harus senantiasa dijaga. Dalam masyarakat multikultural seperti Indonesia, toleransi menjadi kunci penting untuk menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa,”jelasnya.

Melalui sikap toleran, setiap individu dapat belajar untuk menerima keberagaman sebagai kekayaan, bukan sebagai pemisah, sehingga tercipta kehidupan sosial yang damai, adil, dan saling menghormati. Toleransi dalam menjaga kerukunan dan perdamaian hidup merupakan fondasi penting bagi terciptanya kehidupan masyarakat dan bangsa yang rukun dan berkeadaban.

Perbedaan pendapat dan ideologi adalah hal yang wajar. Namun, lanjutnya, yang lebih utama adalah masyarakat mampu menghormati perbedaan tanpa menimbulkan konflik atau permusuhan.

“Sikap toleran mendorong terciptanya suasana damai, adil, dan jujur serta menjadi cerminan kedewasaan pola pikir bangsa dalam menjaga persatuan di tengah keberagaman pandangan dan kepentingan,”tuturnya.

Tantangan Toleransi di Era Modern

Menurutnya, tantangan terhadap nilai toleransi semakin kompleks. Penyebaran informasi yang cepat dapat memicu kesalahpahaman, ujaran kebencian, dan polarisasi sosial. Pasalnya, masyarakat perlu bijak dalam bermedia sosial, menyaring informasi sebelum membagikannya, dan mengedepankan dialog dalam perbedaan pendapat.

“Cara Menumbuhkan sikap toleransi diantaranya pendidikan karakter sejak dini di sekolah dan keluarga, dialog lintas agama dan budaya secara rutin. Kegiatan sosial bersama, seperti gotong royong dan bakti sosial,”katanya.

Selain itu, lanjutnya, meningkatkan peran aktif tokoh masyarakat dan media dalam menyebarkan pesan perdamaian.

Toleransi harus diwujudkan dalam sikap dan tindakan nyata setiap hari dengan memelihara semangat saling menghormati dan menghargai perbedaan.
“Kita dapat menjaga Indonesia sebagai bangsa yang damai, kuat, dan bersatu dalam keberagaman. Selamat merayakan perbedaan, dan mari kita buat perdamaian menjadi gaya hidup yang asyik,”harapnya.

Moderasi Beragama dan Komitmen Gen Z

Aktivis Perempuan dan Penulis Kalis Mardiasih memaparkan materi mengenai “Dinamika Gerakan Moderasi Beragama”. Ia menyoroti tantangan ekstremisme yang mengesampingkan martabat kemanusiaan demi klaim kebenaran subjektif. Ia juga mengutip pesan Gus Dur bahwa Pancasila adalah titik temu yang menyatukan paham nasionalisme dan agamis.

“Berdasarkan Global Citizen Survey, Gen Z Indonesia adalah kelompok yang paling berkomitmen terhadap agama dalam setiap pengambilan keputusan hidup. Untuk itu, moderasi beragama menjadi sarana penting untuk mewujudkan kehidupan yang harmonis,” ungkap Kalis.

Perbedaan Sebagai Keniscayaan dan Bagian dari Keadilan

Cak Nanto (Ketua Umum PP Muhammadiyah) menekankan bahwa bangsa Indonesia dibangun di atas keberagaman. Menurutnya, radikalisme bukanlah ajaran agama, melainkan hasil dari tafsir sempit dan kebencian.

“Toleransi adalah ‘pegangan kunci’. Jika toleransi kuat, gesekan konflik dalam lingkaran pertemanan sehari-hari akan berkurang secara otomatis. Memahami keberagaman bukan hanya soal harmoni, tapi juga meningkatkan kualitas hidup melalui saling pengertian,” jelas Cak Nanto Mantan Ketua Pemuda Muhammadiyah ini.

Keadilan dan Dialog Akar Rumput 

Dari perspektif tokoh pemuda,  Ayub Pongrekun (Mantan Ketua GMKI) mengupas Keadilan dan Dialog Akar Rumput Dari perspektif tokoh pemuda. Ia menegaskan bahwa perdamaian tidak bisa dipisahkan dari keadilan. Merujuk pada refleksi lintas iman global, ia mengingatkan bahwa tanpa keadilan, perdamaian hanya akan menjadi slogan.

“Kalau anak muda mau duduk bersama, berdialog, dan saling mendengar, rasa curiga bisa berubah menjadi kepercayaan. Indonesia punya fondasi kuat bernama Pancasila sebagai kesepakatan bersama untuk hidup dalam keberagaman,” tegas Ayub.

Testimoni dan Transformasi: Pentingnya Dukungan Sosial

Acara ini juga menghadirkan sesi emosional dari Zaid Ali Ibrahim, seorang individu binaan Ruang Damai yang pernah terpapar ekstremisme di usia muda akibat narasi radikal di media sosial. Ia berbagi kisah transformasinya melalui proses dialog dan pendampingan.

“Saya sadar, tanpa lingkungan yang mendukung, seseorang bisa kembali ke jalan lama karena merasa ditolak masyarakat. Toleransi itu tidak rumit, cukup dengan kesediaan memahami sudut pandang orang lain dan tidak mudah terprovokasi informasi yang belum terverifikasi,” kata Zaid.

Kegiatan webinar bincang damai hari ini diikuti oleh 200 an peserta dari aktivis muda lintas iman, lintas suku, lintas golongan, aktifis perempuan, mahasiswa maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat serta akademisi.

Related posts

Mahasiswa UPER Perkenalkan Energi Terbarukan Pada Siswa Sekolah Alternatif Anak Jalanan

redaksi

Walikota Depok Minta Lurah Upacara di Kelurahan dan CFD 17 Agustus Libur

redaksi

Ketua NU Depok Raih Gelar Doktor Presentasikan Peran NU Di Mata Dunia

redaksi

Leave a Comment