WARTADKI.COM|Pekalongan – Saat ini muncul gejala fenomena yang berkembang dikalangan anak-anak dan generasi muda yang lebih mengenal dan mengidolakan tokoh fiksi daripada pahlawan Indonesia. Mereka lebih tertarik dan mengenal secara detail tokoh-tokoh film fiksi seperti: Batman, Spiderman, Iron Man, Avenger. Padahal tokoh-tokoh tersebut merupakan rekayasa dan ciptaan dari Konglomerat Media dan Hiburan Walt Disney yang bermarkas di Amerika Serikat.
Hegemoni hiburan dan budaya yang berdampak pada kehidupan generasi muda milenial. Melihat fenomena ini, muncul keprihatinan dan kekhawatiran akan masa depan nasionalisme bangsa kita. Anggota Komisi II DPR RI H. Yaqut Cholil Qoumas menyayangkan fenomena tersebut.
“Tentunya Kondisi seperti ini bisa menjadi masalah dikemudian hari. Untuk itu, perlunya menanamkan kecintaan kepada pahlawan Indonesia atau makna pahlawan sesungguhnya,”ujarnya seusai acara Sosialisasi 4 Pilar di hadapan para pemuda dan masyarakat di Pekalongan melalui pesan tertulisnya.
Gus Yaqut biasa disapa ini mengungkapkan, pengenalan pahlawan Indonesia sejak dini akan berdampak positif pada rasa nasionalisme. Ia menyadari saat ini memasuki era milenial yang informasi dengan cepat tanpa batas. Menurutnya, dengan mengenal perjuangan pahlawan dalam mengusir penjajah, merebut atau mempertahankan kemerdekaan banyak hal yang bisa dipelajari.
“Dari aksi kepahlawanan bangsa Indonesia ada nilai dan moral dari para pahlawan seperti Keberanian, Tanggung Jawab, Rela Berkorban, dan Jiwa Kepemimpinan dalam menghadap tantangan ke depan,”terang Politisi PKB ini.
Menurutnya, momentum hari pahlawan yang diperingati setiap 10 Nopember juga banyak memberikan pelajaran bagi semua. Ia menambahkan, tidak hanya seremonial saja dalam peringatan tersebut. Namun, lebih kepada refleksi atau memaknai semangat para pahlawan dalam berjuang untuk bangsa dan Negaranya.
“Para pahlawan ini mau merelakan jiwa, raga dan hartanya demi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kondisi ini sangat berbeda dengan saat ini banyak orang yang cenderung mementingkan diri sendiri, materialistik, dan lainnya. Apalagi, sering kita mendengar bangsa yang besar adalah yang menghargai jasa para pahlawannya,”tandasnya.