Berita Depok
hukum

Hidroponik, Alternatif Pembinaan Warga Binaan Lapas Cibinong di Masa Pandemi Covid-19

Wartadki.com|CIBINONG – Ketahanan pangan merupakan sektor penting dalam kehidupan masyarakat pada umumnya di seluruh dunia. Pertanian dan perkebunan sudah jadi sumber utama dalam pasokan bahan makanan, terlebih dalam masa pandemi Covid-19 saat ini. Berkebun di rumah menjadi gaya hidup yang paling banyak diminati selama pandemi. Mulai dari tanaman hidroponik hingga tanaman sayur masuk ke daftar pilihan.
Selama masa pandemi Covid-19 seperti ini, banyak hal yang dilakukan Lapas Kelas IIA Cibinong dalam melaksanakan pembinaan keterampilan melalui pelatihan dan praktek, salah satunya lewat tanaman Hidroponik di Sarana Asimilasi dan Edukasi Lapas Cibinong.
Pelatihan secara teori dan praktek bertanam Hidroponik tersebut secara khusus diberikan kepada sejumlah warga binaan selama 35 hari di Lapas Cibinong oleh Seksi Kegiatan Kerja.
Hidroponik-karya-warga-binaan-lapas-cibinong
“Ketahanan pangan menjadi dasar kami dalam pelatihan hidroponik ini, siapa pun dapat menjadi petani hidroponik, termasuk para warga binaan di Lapas Cibinong,” ujar Kalapas Cibinong, Ardian Nova Christiawan.
Bekerjasama dengan berbagai pihak yang berkompeten dalam bidang hidroponik dari Komunitas Kebun Sayurku, warga binaan mulai fokus melaksanakan pelatihan dasar sejak bulan Juni sd Juli 2020.
Tak hanya itu, fasilitas greenhouse di Sarana Asimilasi dan Edukasi Lapas Cibinong untuk perkebunan hidroponik dibangun sebagai lokasi pelatihan dan praktek lapangan para warga binaan.
Dengan memanfaatkan lahan kosong di halaman depan SAE, warga binaan yang dibimbing oleh staf Giatja dan pihak ketiga menjalankan perkebunan hidroponik dengan menanam sayuran jenis pakcoy organik.
Namun, sejak pandemi Covid-19 merebak di wilayah Indonesia di bulan Maret 2020, seluruh kegiatan warga binaan Lapas Cibinong yang melibatkan pihak luar/ketiga terpaksa dihentikan, termasuk pelatihan hidroponik.
Menghadapi kendala tersebut, Lapas Cibinong beserta pihak ketiga hanya dapat berkoordinasi secara teknis melalui teleconference.
Dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19, para warga binaan melakukan pelatihan lanjutan hidroponik melalui teleconference dan pelaksanaan praktek lapangan dilakukan dengan memperhatikan jaga jarak.
Penyemaian benih sayur pakcoy dimulai sejak pertengahan Juli 2020, secara giat warga binaan belajar mengatur setiap hal teknis di dalamnya, seperti mengatur PH air, nutrisi tanaman, hingga perawatan wadah hidroponik.
Direncanakan, Kalapas dan Kasi Giatja serta para warga binaan akan melangsungkan panen raya sayuran hidroponik pada Sabtu (15/8). Diproyeksikan, hasil panen perdana yang didapat mencapai 50-75 kg sayuran pakcoy organik. Selanjutnya, sayuran akan dijual kepada petugas dan masyarakat dengan harga yang terjangkau dan lebih murah dibandingkan harga pasar pada umumnya.
“Setiap hasil penjualan sayuran kepada konsumen akan menjadi pendapatan bagi negara dan premi bagi warga binaan yang sudah berlatih dan bekerja di bidang hidroponik secara baik,” ungkap Kasi Giatja, Teolina Saragih.

Related posts

Pemuktahiran Data Sensus Penduduk 2020 di Lapas Kelas llA Cibinong

redaksi

Vonis Untuk Komplotan Pemalsu Akta Jual Beli Tanah

redaksi

Konflik Di Papua, Ini Jawaban Mengapa Konflik Terus Berlarut

redaksi

Leave a Comment