Wartadki.com|Sukabumi – Pemerintah bersama petani melakukan panen dan serap gabah (Sergap) di Desa Caringin Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat pada hari Sabtu, (20/1).
Hadir dalam acara ini Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Agung Hendriadi, Kepala Badan Karantina Banun Harpini, Bupati Sukabumi, Wakaster Kasad, Kadis Pertanian Provinsi Jawa Barat, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi, dan Kepala Divre Bulog wilayah Jawa Barat beserta jajaran.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, daerahnya tidak pernah kekurangan pangan karena hasil panen melimpah sepanjang waktu, terlebih dengan adanya upaya khusus yang dilakukan bersama Kementerian Pertanian.
“Kami telah mempersiapkan 3 gudang untuk menampung hasil panen petani. Kedepan akan ditambahkan lagi,” kata Marwan Hamami.
Bahkan di Ciwaru, telah 4 kali tanam dan panen dalam setahun.
Agung Hendriadi, mengatakan, panen dan serap gabah yang dilakukan bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan cadangan pangan nasional, sehingga tidak akan mengganggu stabilitas harga beras dalam negeri.
“Harga jual rata-rata beras premium di Sukabumi Rp10.000,-/liter. Bulog setempat akan menyerap hingga 7% dari panen padi petani di Sukabumi,” kata Agung.
Sementara itu Banun Harpini, selaku penanggung jawab Upaya Khusus Percepatan Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai di Jawa Barat mengatakan, dari luas lahan 289 Ha padi varietas Sintanur yang dipanen, sebesar 20 Ha dengan produktivitas 5,3 ton/Ha, sehingga dapat dihasilkan sebanyak 106 ton GKP. Dengan kualitas yang baik, dapat dibeli Bulog dengan harga Rp5.000,-/Kg.
“Kabupaten Sukabumi capaiannya tertinggi di Jawa Barat, sehingga surplus beras 18.000 ton pada Januari 2018,” kata Banun.
Sedangkan varietas yang ditanam adalah Inpari 32, 42, dsb lebih tahan wereng dibandingkan Ciherang.
Partisipasi kelompok tani Mandiri di Desa Caringin Kecamatan Gegerbitung dalam pembangunan ketahanan pangan melalui kerja sama dengan Bulog dirasa sangat membantu pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan dan harga gabah/beras.
Kerja sama kemitraan seperti ini akan terus dikembangkan di daerah-daerah lain sehingga dapat memberikan dampak lebih luas, khususnya bagi upaya pemenuhan cadangan pangan nasional dan peningkatan kesejahteraan petani.
Kedepan dengan adanya panen hingga musim raya bulan Maret – April 2018 diprediksi produksi gabah akan melimpah sehingga dikhawatirkan dapat menyebabkan anjloknya harga di tingkat petani. Oleh sebab itu pemerintah telah menginstruksikan kepada Bulog untuk siap melakukan pembelian khususnya ketika menyentuh harga pembelian pemerintah (HPP). Dengan adanya upaya ini diharapkan stabilitas harga gabah/beras dapat terjaga baik bagi seluruh pihak.
next post